Sabtu, 27 Februari 2016

Tutorial Membuat Kaos Pelangi / Tie Dye



Tutorial Membuat Sendiri Kaos Pelangi



Hayyy guys!! 
Kali ini Admin mau share tutorial bikin kaos pelangi (Rainbow T-shirt) atau sering di sebut Tie Dye . Apakah kalian pernah lihat RainBow T Shirt ? apakah waktu kalian lihat kaos pelangi merasa heran dan kagum dengan warna pelanginya yang berputar dengan aneka bentuk? Seperti Kaos corak Bali/lainnya? Sekarang tidak lagi guys, karna sebenarnya kita dapat mewarnai sendiri Kaos kita menjadi warna-warni seperti pelangi dengan bermacam-macam motifnya.
Yuk langsung saja admin share tutorial membuat kaos pelangi,
Cekidoooooot!!

Cara Membuat Rainbow T-shirt
Bahan – Bahan :
a. Pewarna Kain
Minimal 3 warna, misalnya merah, kuning, dan biru.
Bisa pakai Pewarna Textil atau Pewarna Akrilik
b. Koran Bekas / kertas tak terpakai
Untuk lamakan
c. Kayu kecil pendek atau bekas Spidol besar atau lainnya
Yang bisa dipakai untuk memutar kaos.
d. Kaos putih polos
1 buah
e. Benang Kasur
untuk pengikat (atau Karet gelang 4 buah)

Step by Step – Mewarna Kaos menjadi Gambar Pelangi
1. Basahi dulu kaos putih dengan seikit air namun merata , bila perlu peras agar tidak ada yang menetes.
Tujuannya sekedar agar kaos menjadi lembab dan lebih mudah menyebarkan pewarna secara merata pada kain.


2. Taruh kaos di meja, bentangkan dengan rata, sekarang letakkan kayu secara tegak pada tengah kaos, putar perlahan kayu hingga seluruh bagian kaos akhirnya tertarik menyempit kearah pusat / kayu. 
(putaran boleh kekanan (searah jarum jam) atau sebaliknya terserah selera).
Lalu ikat putaran kaos tersebut dengan benang kasur atau karet gelang agar bentuknya tidak berubah.

3. Waktunya Bermain Warna
- Taruh bundel kaos terikat tadi diatas kertas bekas, siapkan minimal 3 wadah pewarna misalnya merah, kuning, dan biru.
   Masing-masing pewarna dikeluarkan dari tube dan dicampur dengan air, perhatikan aturan perbandingan air dan pewarnanya, jika terlalu encer maka hasil warna tidak terang/pudar, jika terlalu kental maka warna kurang bisa merata sempurna.
- Tuangkan secara pelan-pelan dan merata - masing-masing warna secara bergantian pada bundel kain kaos - pada posisi yang berbeda secara melingkar.
   Setelah bagain atas sudah di tuangi warna, ganti bagian bawahnya dengan membalik buntelan kaos tersebut. Lakukan pewarnaan seperti yang pertama tadi.


4. Setelah kedua sisi sudah terwarnai, simpan bundle kaos dalam keadaan tetap terikat - kedalam plastik bening bersih. Biarkan sekitar 6 jam (bahkan ada yang menganjurkan semalam. Pada saat tersebut, tinta pewarna akan perlahan namun pasti memiliki cukup waktu untuk menyebar secara sempurna pada bagian / posisinya masing-masing dalam plastik tertutup dan lembab.

5. Akhirnya buka plastik, Keluarkan kain kaos dan Taraa!!


Rainbow T Shirt / Kaos Pelangi telah tercipta
- Jemur kaos dibawah sinar matahari, agar warna terpanasi dan cepat kering permanent.

Itu dia guys cara membuat kaos pelangi..
Ternyata mudah ya guys bikin kaos pelangi, jadi gaperlu beli kalau bikin saja bisa hihi
Semoga bermanfaat ya guys^^

sumber: http://www.bintangtop.com/2015/09/keren-cara-mewarnai-sendiri-kaos-pelangi.html


Sabtu, 13 Februari 2016

Monyet Raksasa & Naga 150 Meter Meriahkan Imlek di Jogja


 Festival Tahun Baru China di Jogja 




Yogyakarta juga memiliki kampung pecinan bersejarah seperti halnya di berbagai negara. Kampung Ketandan sebagian warganya adalah keturunan Tionghoa. Menurut sejarah, kampung ini mulai menjadi permukiman mereka sejak masa penjajahan Belanda, yaitu semenjak akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Pada saat itu, Pemerintah Belanda menerapkan peraturan yang membatasi pergerakan (dengan sebutan passentelsel) dan membatasi wilayah (dengan sebutan wijkertelsel) kaum Tionghoa. Atas izin Sri Sultan Hamengku Buwono II, mereka dapat menetap di daerah dekat dengan pasar bringharjo. Sangat mudah mengunjungi daerah tersebut karena letaknya yang strategis berada ditengah kota, yaitu sisi selatan kawasan Malioboro atau sebelah utara Pasar Beringharjo.




Menjelang Tahun Baru Imlek, warga Kampung Ketandan mengadakan Pekan Budaya Tionghoa semenjak tahun 2006. Festival tersebut sengaja digelar oleh Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai salah satu upaya mempertahankan identitas Kampung Ketandan sebagai Kampung Pecinan.
Dan di tahun 2016 ini, di Yogyakarta, ada sejumlah agenda menarik disiapkan untuk perayaan yang akan berlangsung pada 18-22 Februari 2016.




Acara ini dipusatkan di Kampung Ketandan dan akan dimeriahkan dengan maskot Monyet Api raksasa yang sebagaimana maskot yang sesuai dengan shio tahun ini. Maskot itu setinggi 2 meter yang dibuat khusus oleh perajin dari Kalasan Sleman. Maskot dibuat atas inisiatif Jogja Chinese Art dan Culture (JCACC).

Maskot berbentuk monyet api itu rencananya akan ikut diarak dalam karnaval yang digelar pada 21 Februari 2016 pukul 18.00 – 22.00. Tidak hanya itu, dalam karnaval imlek ini juga akan digelar lomba liong naga dalam Jogja Dragon Festival (JDF) yang memperebutkan piala raja.
Para peserta karnaval menyambut Imlek akan berjalan dari Jalan Malioboro hingga Alun-alun Utara. Mereka akan diiringi dengan musik yang direkam sebelumnya. Rute itu berbeda dari karnaval serupa tahun lalu yang berakhir di titik nol Yogyakarta.




Perayaan imlek itu juga akan dimeriahkan dengan penampilan naga liong batik sepanjang 150 meter. Namun belum bisa dipastikan berapa panjang naga liong yang akan dikirab nanti.
Target peserta JDF tahun ini maksimal 15 tim. Jumlah peserta lomba dibatasi karena slot untuk peserta karnaval untuk memeriahkan tahun baru China itu maksimal 27 peserta.




Nah gimana nih guys? seru banget kan Festival Tahun Baru Cina Tahun 2016, Jogja memang waaar biyasak deh!!








Rabu, 10 Februari 2016

Gereja Ayam yang Tersembunyi


Gereja Ayam yang Tersembunyi di Magelang




Kota Magelang adalah kota yang hanya memiliki luas ± 18 km², walaupun kecil tapi kota ini banyak memiliki tempat wisata yang tak kalah menariknya dengan kota-kota besar lainya di Indonesia. Selain wisata alamnya Kota Magelang juga memiliki tempat peninggalan-peninggalan bersejarah yang aka menambah pengetahuan kalian, misalnya candi-candi, museum-museum, dll. Tidak hanya itu, Magelang juga memiliki berbagai bangunan unik yang keren dan menarik.





Misalnya Gereja Ayam, atau Gereja Merpati, ada juga yang menyebutnya dengan Gereja Burung karena bentuknya yang menyerupai seekor burung. Gereja ini sudah lama terbengkalai di tengah perbukitan daerah Magelang. Misteri tentang sejarah berdirinya gereja ini masih simpang siur.
Memang tempat ini tidak terlalu sulit dijangkau, hanya saja kita tetap harus sering bertanya pada warga desa untuk membantu menuntun hingga sampai ke lokasi gereja burung.
Menurut sebagaian informasi yang didapat dari warga sekitar, gereja ini telah berdiri sejak tahun 80an Tepatnya berada di Dusun Gombong, Desa Kembang Limus, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.




Bangunan ini terletak di Bukit Rhema, salah satu dari sekian bukit yang berada di jajaran Borobudur, bangunan ini dihiasi ornamen-ornamen yang cantik dan vintage, ada tangga berbentuk aneh untuk naik ke lantai atas, sebuah ruangan yang luas tanpa sekat, seperti tempat untuk melakukan ibadah selayaknya sebuah gereja, sedangkan pada bagian bawahnya, ada banyak ruangan berukuran 2x1 meter persegi tanpa jendela dan tanpa pintu, masih kurang jelas bangunan sekat kamar pada lantai bawah itu berfungsi sebagai apa. Menurut warga sekitar, bangunan itu sudah terbengkalai sejak 1990-an. Bangunan ini dulunya dijadikan sebagai tempat tinggal, sebelum dialih fungsikan menjadi gereja.
Tapi beberapa versi lain yang juga tidak kalah meyakinkan, gereja ini berdiri sejak tahun 90an. Dan berawal dari Daniel Alamsjah, merupakan pemilik bangunan gereja ini. Daniel menikah dengan penduduk setempat. Suatu hari Daniel mendapat visi Tuhan untuk membangun gereja berbentuk burung merpati di sebuah bukit, untuk menyatukan umat Kristen diseluruh dunia. Bentuk merpati ini diyakini sebagai simbolisasi Roh Kudus juga sebagai tempat perlindungan. Berkali-kali Daniel mendapatkan Tuhan mengatakan visi ini, hingga ia memutuskan untuk mengunjungi ibu mertuanya yang tinggal di sebuah desa di kaki bukit Monoreh, atau disebut Gombong. Ia memiliki perasaan yang kuat harus mendaki bukit ini. Setibanya di atas bukit ia mulai berdoa, apakah ini bukit yang ia lihat (dalam visi)? Daniel terus berdoa setiap hari di atas bukit, menyadari bahwa ia tak cukup memiliki uang untuk membeli bukit tersebut, sampai ia tahu Tuhan akan membantunya. Dalam waktu 6 bulan, di tahun 1994 akhiranya Daniel berhasil memiliki 2,5 hektar tanah diatas bukit dan mulai membangun proyek impiannya. Bangunan ini kini dikenal sebagai Gereja Manukan / Gereja Ayam / Bukit Merpati.




Satu versi menyebutkan, di tahun 1998, dimana saat itu Indonesia mengalami krisis ekonomi, berdampak pada proyek milik Daniel. Ia kehabisan uang dan kehilangan sponsor yang bekerja sama membangun proyek ini, hingga akhirnya Daniel kehilangan minatnya. Sejak saat itu pembanguna gereja miliknya menjadi terbengkalai. Sampai saat ini struktur bangunan gereja masih oke, hanya saja banyak cat terkelupas dan ornamen jendela di samping bangunan telah rusak dan penuh aksi vandalisme sehingga terkesan menjadi kumuh dan angker.




Menurut informasi lain mengatakan, proyek pembanguan yang dijadikan rumah doa ini hampir 70% selesai dan sempat digunakan menjadi sebuah tempat rehabilitasi pengguna narkoba, kenakalan remaja, dsb. Tempat rehabilitasi menggunakan dua ruangan yang terdapat pada lantai 1 bangunan ini. Sedangkan lantai 2 yang berupa aula besar digunakan untuk berdoa. Namun karena penolakan dari warga sekitar, yang menggira bangunan ini digunakan untuk kegiatan maksiat, akhirnya Daniel meninggalkan bagunan ini di tahun 2000, dan membangun kembali rumah doa dan panti rehabilitasi (Rhema Ministry) ditempat lain.




Walapun bangunan ini sudah lama terbengkalai dan tidak terurus, dan sudah banyak ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan, tapi bangunan ini masih berdiri dengan megahnya di atas bukit. Banyak orang yang mengunjungi tempat ini karena tertarik akan keindahan tempatnya dan uniknya bangunan. Tidak banyak dari mereka yang menggunakan tempat ini sebagai lokasi untuk hunting foto. Jadi tunggu apa lagi ayoo datang ke Magelang dan buktikan keunikan dan kemegahan Gereja Ayam.